Minggu, 11 Juni 2017

KUNYIT OBAT TBC ?


Siapa tidak kenal kunyit, yang merupakan rempah popular dan juga bahan jamu, terutama di Asia Tenggara atau Asia Selatan. Kunyit atau tumeric (Curcuma longa) adalah jenis tanaman yang berkerabat dengan jahe.

Dikenal juga Sebagai bahan jamau, secara tradisionil kunyit telah digunakan sebagai obat demam, radang sendi, sakit perut, arthitis, penyakit lambung, penyakit kulit ( lichen planus), kolesterol tinggi, bronchitis, infeksi paru-paru, gatal-gatal, sakit kepala, lepra, masalah menstruasi, Alzheimer,deperesi, autoimun, cacingan, TBC, dsb.

Kemungkinan kunyit sebagai obat TBC.

Bakteri TBC  tahan terhadap sebagian besar antibiotik sehingga menjadikan penyakit TBC sukar diobati dan berbahaya. Bakteri TBC  menempel pada debu di udara sehingga biasanya menyerang paru paru, Tapi sebenarnya bisa menyerang bagian tubuh lainnya seperti usus, tulang, bahkan otak.

Pada sebuah penelitian, peneliti melakukan percobaan dengan sel sel yang diinfeksi dengan baktri TB secara in vitro. Mereka meneliti efek senyawa kurkumin terhadap makrofagus atau satu jenis sel darah putih di tubuh manusia . Jenis sel darah putih tersebut berfungsi membersihkan segala jenis zat-zat asing, sel kanker, bakteri, dari tubuh sebagai bagian dari sistem imun. Penggunaan kurkumin ternyata meningkatkan daya makrofagus untuk membersihkan dan membunuh kuman.

Kurkumin merupakan senyawa yang terdapat pada kunyit. Kurkumin adalah bahan kunyit yang paling aktif sebagai anti-inflamasi dan antioksidan, sehingga tidak heran selama berabad abad kunyit dikenal sebagai bahan obat tradisionil selain sebagai bumbu masak dan pewarna.

Kegunaan kurkumin untuk melawan dan melindungi tubuh dari bakteri TBC secara ilmiah masih perlu divalidasi. Meskipun demikian kunyit secara tradisionil memang digunakan sebagai antibiotik alami. Yang lebih penting kunyit termasuk aman dikonsumsi dan efek sampingnya relatif rendah dibanding obat-obatan antibiotik umumnya