Sejak jaman dahulu diketahui bahwa keyakinan dan pengharapan tinggi terhadap suatu cara pengobatan akan berpengaruh terhadap peningkatan kesembuhan pasien, meski sebenarnya secara medis tidak bisa dipertanggung jawabnya.
Termasuk pengobatan plasebo adalah penggunaan pil palsu, air putih yang diberi jampi-jampi, penggunaan benda-benda tertentu seperti kristal atau batu akik, mantera, ritual, bagian tertentu dari hewan, penggunaan bahan herbal (meski sebenarnya tidak mengandung apapun untuk kesembuhan). Bahkan diduga system pengobatan akupunktur sebenarnya pengobatan plasebo.
Pengobatan plasebo secara sadar maupun tidak sadar masih dilakukan sampai saat ini. Dokter biasanya memberikan obat palsu tanpa diketahui pasien -yang percaya begitu saja bahwa obat itu akan menyembuhkan. Tetapi apakah masih efektif jika pasien diberi tahu bahwa obat yang dikonsumsi sebenarnya obat palsu yang isinya cuman gula atau tepung terigu saja ?
Pada sebuah penelitian di Portugal, para peneliti memberikan kepada 82 pasien sukarelawan yang menderita sakit punggung - setengahnya pengobatan biasa, dan setengahnya lagi ditambah pil plasebo. Kalau biasanya biasanya penggunaan pil plasebo atau pil palsu tidak dikatahui siapapun, maka kali ini pil palsu itu diberi keterangan plasebo. Hasilnya 30% dari pasien yang diberikan pil plasebo mengatakan sakitnya berkurang, sementara yang tidak memakai pil plasebo tidak mengalami apa-apa.. Jadi plasebo ternyata masih memberikan efek positip, meskipun pengguna sudah mengetahuinya.
Plasebo berasal dari bahasa latin placebo dari kata placeo (Inggris : "I please"). Plasebo merupakan suatu zat atau pengobatan tanpa efek terapeutik aktif. Sebuah plasebo diberikan kapada sesorang dalam rangka mengecohnya untuk berpikir bahwa itu merupakan pengobatan aktif. Plasebo mirip pengobatan meditasi, yang memberi pengaruh positip pada aktifitas otak sehingga membantu penyembuhan.