Jumat, 23 Juni 2017

SENYAWA PADA BROKOLI MEMBANTU MELAWAN DIABETES TYPE 2


Diabetes type 2 merupakan penyakit diabetes yang paling umum, yang berhubungan dengan masalah kegemukan. Lemak yang berlebihan di dalam hati menyebabkan tubuh tidak sensitif terhadap insulin sehingga menyebabkan organ tubuh kesulitan dalam hal mengatur level gula dalam darah.

Saat ini obat yang paling ampuh dalam mengatasi diabetes type 2 adalah metformin. Tapi tidak semua orang dapat menggunakannya kerena masalah efek samping seperti mengurangi fungsi ginjal, kramp, sakit otot, kelelahan, nafas pendek, mual, perut kembung, atau sakit perut


Dalam menemukan pengganti metformin, para ahli melakuan penelitian. Dalam penelitian ini, para ahli memberikan sulforafane kepada pasien-pasien yang kegemukan dalam bentuk ekstrak tunas brokoli. Dan mereka menemukan peningkatan pada kemampuan system tubuh pasien untuk mengontrol level glukasa dalam darah serta mengurangi produksinya.

Dalam beberapa test terhadap tikus yang sudah disiapkan dengan "diet ala Barat",sehingga jaringan liver berisi 42 % lemak dan 15 % kolesterol, para ahli mengindetitas 1.720 gen-gen yang berasosiasi dengan hyperglysemia, sebuah kondisi di mana glukosa dalam darah bersirkulasi dalam jumlah berlebihan

Luasnya jaringan gen-gen yang berasosiasi, membuat pengembangan obat diabetes menjadi  rumit. Maka para ilmuwan berusaha menemukan pendekatan baru yang sistematis yang bersifat holistik atau menyeluruh pada penyakit ini.

Kemudian para peneliti menggunakan database senyawa obat yang sudah tersedia dan membuat program model matematis untuk membuat tingkatan atau rangking pada senyawa itu dalam kemampuannya membalikkan tanda-tanda penyakit.

Hasilnya sulforafane mempunyai ranking tertinggi. Setelah berbagai test lanjutan termasuk test terhadap binatang, akhirnya para ahli menguji sulforafane pada manusia. Dalam rentang waktu 2 minggu, 97 pasien dengan diabetes type 2 diberi dosis harian bubuk intisari ekstrak tunas brokoli. Dosis ini 100 kali dari jumlah yang ditemukan secara alami pada brokoli. Bagi pasien dengan tubuh normal tidak berpengaruh apa-apa , tapi bagi yang kegemukan pengaruhnya signifikan. Pada para pasien diabetes type 2, level glukosa dalam darah tetap tinggi sekalipun mereka puasa, namum sulforafane mereduksi glukosa darah saat puasa  10% dibandingkan partisipan pada studi yang memakai pil plasebo. Jumalah itu cukup untuk menurunkan resiko meningkatnya komplikasi kesehatan. Dan senyawa ini tidak menghasilakn efek samping seperti pada metformin. Senyawa sulforafane pada brokoli,  ditemukan juga pada kubis atau kol..

Sumber : Live Science